Cerdas memang identik dengan pintar matematika atau ilmu
menghitung. Nilai pada mata pelajaran ini selalu menjadi ukuran kecerdasan. Anak
yang memiliki nilai 9 dalam bidang studi ini biasanya mendapat tempat yang baik
di hati guru dan orang tua. Lain halnya dengan anak yang nilainya 6 atau di bawahnya,
selain dianggap bodoh, tak jarang ia diperlakukan secara diskriminatif,
dipojokkan dan menjadi bahan ejekan meski di pelajaran IPS atau kesenian
mendapat nilai yang cukup.
Ya, tidak semua anak berpotensi menjadi Isaac Newton atau
Albert Einstein, tetapi bukan berarti anak tidak memiliki kecerdasan. Dr Howard
Gardner, pakar psikologi dari universitas Harvard menggolongkan kecerdasan
manusia dalam 8 kategori; cerdas bahasa, cerdas logika, cerdas visual-spasial,
cerdas musik, cerdas diri, cerdas gerak, cerdas alam dan cerdas sosial. Artinya,
setiap anak terlahir dengan membawa modal kecerdasan dari Sang Pencipta.
Kedelapan kecerdasan ini dimiliki oleh setiap anak, namun tingkat perkembangan
masing-masing kecerdasan berbeda pada tiap anak. Pasti ada satu kecerdasan yang
lebih dominan dari yang lain. Tugas orang tua adalah mengenali, memfasilitasi
dan mengembangkan kecerdasan masing-masing agar menjadi sumber daya dan
kekuatan. Mari kita mengenal 8 kecerdasan itu dan bagaimana cara sederhana
dalam mengembangkannya.
Cerdas Bahasa
Kecerdasan ini dapat dilihat dari kepandaian anak dalam
memilih dan merangkai kata ketika mengungkapkan perasaannya. Selalu ada kosa
kata dan susunan kalimat baru yang jarang diucapkan anak seusianya.
Kembangkan kecerdasan ini dengan mengajaknya berbicara,
bertukar pendapat sesuai usia dan kemampuannya. Gunakan bahasa yang baik dan
benar. Tidak meniru bahasa anak yang masih "cedal". Dengarkan ceritanya dan tanggapi dengan penuh perhatian. Beri motivasi
untuk ikut bermain drama atau sandiwara, deklamasi dan kegiatan bahasa
lainnya.
Perkenalkan kegiatan membaca sejak anak usia balita dengan
mendongeng buku cerita, puisi, dan beragam bacaan untuk anak. Saat usia sekolah
ajak anak mulai membaca ensiklopedia, novel atau komik edukatif untuk
merangsang minat membaca. Selain itu Dukung anak untuk bercerita melalui
tulisan, guna menstimulasi kecerdasan bahasa tulis.
Cerdas Logika
Kecerdasan ini ditandai dengan kepintaran dan kecepatan
anak dalam menghitung. Biasanya ia suka tantangan matematika, fisika dan ilmu
hitung lainnya.
Ada baiknya saat bermain dengan anak kita mengajaknya
berlatih membedakan benda-benda, misalnya: besar-kecil, banyak-sedikit,
berat-ringan, cepat-lambat dan sebagainya sebagai bentuk penanaman hitungan
dasar. Bisa juga dengan mengumpulkan warna atau bangun untuk memulai belajar
himpunan.
Di usia sekolah, alat bantu seperti kompas, penggaris,
skala, gelas ukur, sempoa, kalkulator, dan
semisalnya juga dapat dipakai sebagai sarana mengasah logika.
Cerdas spasial
Yaitu keterampilan dalam menghasilkan imaji mental dan
menciptakan representasi grafis. Dengan kecerdasan ini anak sanggup berpikir
tiga dimensi serta mampu mencipta ulang khayalannya dalam sebuah gambar atau
lukisan.
Orang tua dapat membimbingnya dengan menyusun, menempel,
melipat, membalur, menyambung, memotong, mereka-reka, mendesain atau menggambar
benda-benda di sekitarnya terlebih dahulu sebelum kemudian melukis benda-benda
abstrak.
Cerdas musik
Kecepatan dalam menangkap ritme atau irama, menirukan, memodifikasi
atau membuat irama sendiri.
Dalam mengasah kecerdasan ini ibu/ayah dapat melantunkan
ayat Al Qur'an, nasyid atau irama-irama lainnya. Saat menjelang tidur atau pada
waktu-waktu bermain dengan mereka. Bisa juga melalui kaset, video dan media
lainnya.
Cerdas tubuh
Kecerdasan yang memantik terjadinya hubungan antara pikiran
dan tubuh. Anak yang unggul dalam kecerdasan ini biasanya tidak bisa diam,
selalu ada aktifitas tubuh yang dilakukannya.
Di antara cara menstimulasi kecerdasan tubuh adalah
kegiatan senam, olah raga, membuat kerajinan tangan dan semisalnya. Ajak anak
bergerak bersama melalui permainan yang menyenangkan; jalan, lari, lompat,
lempar, tendang sebagai dasar awal olah raga. Selain itu, aktivitas fisik juga
berperan dalam menjaga metabolisme tubuh guna mendukung pertumbuhan fungsi
motorik.
Cerdas alam
Kecerdasan dalam berinteraksi dengan alam sekitar; tanah,
tanaman dan binatang. Bahkan bisa jadi dalam membaca perubahan cuaca atau
gejala alam yang lain.
Kecerdasan ini dapat dipupuk dengan menanam dan merawat
pohon, memelihara dan memberi makan binatang piaraan, membersihkan lingkungan
atau memilah sampah. Bisa juga dengan menerangkan siklus hujan, penyebab
banjir, kegunaan pohon di hutan, habitat binatang, penghijauan, daur ulang,
pupuk, polusi, dan lain-lain.
Cerdas diri
Kecerdasan dalam memahami diri sendiri, kecerdasan untuk
mengetahui apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Juga kecerdasan untuk
bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk mempercayai diri sendiri.
Asah kecerdasan ini dengan memberikan
pujian saat anak melakukan kebaikan, menghargai inisiatif-inisiatif
baiknya, serta mengajak anak untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Ada
kalanya anak ingin mendengarkan pikirannya sendiri, maka berikan privasinya,
biarkan ia menyendiri tanpa gangguan kita.
Cerdas sosial
Kemampuan untuk memahami dan bekerja
dengan orang lain. Anak yang unggul dalam kecerdasan ini biasanya supel dan
mudah bergaul, banyak cara untuk mendapat teman baru dan menjaga
persahabatannya.
Untuk mengembangkan kecerdasan ini orang
tua bisa mengajak anak sebayanya bermain di rumah. Terutama bermain permainan yang
mengandung unsur kerjasama, interaksi, dan koordinasi dengan pemain lainnya.
8 kecerdasan di atas adalah anugerah Allah untuk manusia.
Orang tua hendaknya memupuk kecerdasan bawaananak yang
telah dimilikinya, serta terus menstimulasi kecerdasan lain tanpa unsur
paksaan.
Maka tidak sepantasnya kita meremehkan anak yang 'bodoh'
matematika, karena pasti ia mempunyai kecerdasan di bidang lain. Sikap
merendahkan ini sangat berdampak negatif. Anak akan kehilangan semangat belajar
dan kepercayaan diri. Ujungnya anak menjadi minder, pemurung, atau lebih fatal
lagi ia stress dan tidak mau belajar.
Sesungguhnya Aku (Allah) telah menciptakan manusia
dengan sebaik-baik penciptaan.
---
Artikel ini ditulis untuk majalah PENA KBRI Riyadh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar