.: Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya :. (Al Baqarah : 215).
.: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung :. (Al Baqarah : 189)
Sekilas, jawaban yang diajarkan oleh Allah pada ayat di atas tidak mengena pertanyaan. Yang ditanyakan adalah apa yang mereka infaqkan dan jawabannya adalah kepada siapa infaq itu diberikan. Pada ayat kedua yang ditanyakan bulan sabit itu apa dan jawabannya tentang kegunaannya. Namun dengan menelitinya akan kita dapati bahwa pertanyaan telah terjawab dengan sempurna.
Ada makna untuk kita jadikan prinsip dalam belajar dan mengajar, dalam meminta fatwa dan memberikannya. Allah ingin mengajarkan bahwa ilmu bukan sekedar teori pengetahuan tapi hendaknya berbuah prilaku bermanfaat dan bernilai ibadah untuk Yang Maha Alim.
Tak luput, Allah pun mengajarkan ketrampilan bertanya dan menjawab. Beberapa pertanyaan simpel masyarakat shahabat dijawab langsung oleh Allah dengan cara yang unik. Ya, jawaban yang lebih bermakna dalam kehidupan nyata, jelas dan terindra. Ibnu Qayyim menyebutnya sebagai pertanda dalamnya keilmuan seorang mufti-ahli fatwa. (I'lamul Muwaqqi'in).
Jika demikian keinginan Allah, maka sepantasnya dalam bertanya kita lintaskan pikiran; amaliyah apa kiranya yang lahir dari pertanyaan ini.
http://muridguruku.blogspot.com/2010/12/manfaat-riil-alasan-pertanyaan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar