Pendidikan anak sangat luas cakupannya. Permasalahan shalat
salah satu poin terpenting di dalamnya. Karena shalat adalah media untuk
membangun hubungan erat dengan Allah Subhanahu wata'ala. Shalat juga merupakan
amalan riil penyembahan manusia kepada Rabb alam semesta. Tak heran, rukun
Islam ke dua ini menjadi pembeda antara muslim yang sebenarnya dan orang-orang
kafir dari kalangan munafik.
مُرُوا أَبْنَاءَكُمْ بِالصَّلَاةِ لِسَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ
عَلَيْهَا لِعَشْرِ سِنِينَ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
"Perintahlah
anak-anakmu untuk shalat pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika
enggan melaksanakannya) pada usia sepuluh, serta pisahkan mereka dalam tempat
tidur!" (HR. Ahmad, Hasan).
Dari hadits di atas kita menangkap pesan yang sangat jelas
bahwa pendidikan shalat dimulai sejak anak berumur tujuh tahun. Ini yang
semestinya dilakukan oleh para orang tua untuk buah hatinya. Sejak dini kita
mengenalkannya kepada Allah, Dzat yang menciptakan segala sesuatu dan yang
berhak untuk disembah. Sejak kanak-kanak kita ikatkan dia dengan tali Allah
yang kuat, kita hubungkan hidupnya kepada Allah yang Mahasempurna.
Tahapan pendidikan
Orang tua tidak diperkenankan memukul anak karena enggan
melaksanakan shalat kecuali setelah ia berumur sepuluh tahun. Itu berarti ada
waktu tiga tahun untuk mendidik dan membiasakan. Ya, 3 tahun x 5 waktu sehari
semalam kesempatan bagi orang tua untuk mengajari, menuntun, dan meneladankan
shalat kepada putra-putrinya. Berikut ini di antara tahapan pendidikan shalat
untuk anak:
1. Keteladanan
Anak akan selalu bercermin kepada orang tuanya. Jika ia
selalu mendapati mereka berdua menjaga shalat tepat waktu, maka akan terpatri
di bawah alam sadar mereka bahwa shalat adalah sesuatu yang harus dilakukan
oleh seorang muslim. Bahkan tak jarang anak-anak justeru mengingatkan orang
tuanya ketika adzan sudah berkumandang namun belum juga bergegas berangkat ke
masjid. Tidak bisa kita bayangkan sulitnya menyuruh anak shalat sementara kita
sendiri lalai terhadapnya.
2. Mengajak anak ke masjid
Ada baiknya orang tua membawa anak balitanya ke masjid,
khususnya anak laki-laki, untuk menyaksikan secara langsung pelaksanaan shalat
berjamaah. Namun, sebelum berangkat hendaknya dipesan untuk mengikuti gerakan
imam dan tidak berlarian atau berteriak saat shalat berlangsung. Dengan ini
anak belajar melalui pengalaman, setidaknya ia menyerap gerakan-gerakan dalam
shalat serta mendengarkan surat al-Fatihah dan surat-surat lainnya. Ini
termasuk metode pembelajaran yang cukup efektif. Oleh karenanya, Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wasallam- seringkali membawa Hasan dan Husain ke masjid.
Namun, jika anak kita termasuk anak yang sulit dikendalikan dan khawatir
mengganggu kekhusyukan jamaah, maka kita perlu pertimbangkan lagi untuk
membawanya ke masjid.
3. Belajar dan menghafal bacaan shalat
Mulai usia 5 tahun, anak sudah bisa dikenalkan
bacaan-bacaan dalam shalat, secara bertahap tentunya. Dimulai dengan
bacaan-bacaan utama, seperti surat al-Fatihah, bacaan rukuk, sujud, dan
seterusnya. Bisa juga dengan memilih bacaan yang pendek terlebih dahulu. Dalam
tahapan ini kesabaran orang tua sangat diperlukan, ajarkan sedikit demi sedikit
asal rutin ada tambahan yang diberikan kepadanya. Meski anak belum bisa membaca
tulisan, namun dengan menirukan ia dapat menghafalkannya. Dianjurkan dalam
menghafal bacaan ini disertai dengan gerakannya agar tergambar kapan doa dan
dzikir itu dibaca.
4. Pembiasaan
Shalat akan menjadi karakter pada anak manakala dibiasakan.
Dalam tahapan ini proses pembelajaran pun terus berlangsung, baik dalam
gerakan, bacaan, maupun terkait adab dan sopan santun di dalam masjid atau
dalam berinteraksi dengan orang lain. Artinya, orang tua hendaknya tetap terus
mengawasi kualitas shalat anak-anak dan membenahi kekurangannya. Hadits di atas
mengindikasikan bahwa tahapan ini minimal dilakukan selama 3 tahun, dari usia 7
hingga 10 tahun. Hal ini menuntut kita orang tua memiliki pengetahuan yang
cukup terkait ibadah shalat.
5. Sikap tegas dalam masalah shalat
Setelah tahapan-tahapan di atas, orang tua harus memiliki
ketegasan dalam masalah shalat anak. Islam bahkan membolehkan untuk memukul
anak jika bermalas-malasan melaksanakan shalat. Tentu pukulan yang tidak
menyakitkan dan melukai. Hal ini menjadi wajar karena pendidikan shalat telah
dilalui tahapan demi tahapannya. Baik juga sesekali waktu melalui pengajian
keluarga anak-anak diminta untuk mempraktekkan shalat guna mengetahui kualitas
bacaannya sambil diterangkan kandungan maknanya.
Demikian, beberapa langkah dalam mendidikkan shalat pada
anak. Orang tua hendaknya punya semangat untuk melaksanakannya, karena shalat
yang diajarkannya akan menjadi amalan yang akan dilakukan oleh si anak selama
hidupnya. Berapa banyak pahala yang akan sampai kepada kita.
Yang tidak boleh kita lupakan, pengajaran shalat ini
membutuhkan kesabaran. Kesabaran kita dalam mempelajari sifat shalat Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wasallam- dan kesabaran dalam mengajarkannya. Allah
berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ
رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (طه: 132(
"Perintahkan
keluargamu untuk shalat dan bersabarlah! Kami tidak meminta rizki kepadamu, dan
Kamilah yang memberimu rizki, akhir yang baik adalah untuk nilai
ketakwaan." (QS. Thaha: 132).
Shahabat Malik bin Huwairits bercerita, "Kami
mendatangi Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- dan pada waktu itu kami
para pemuda seumuran, kami tinggal di sana 20 hari. Beliau melihat raut
kerinduan kepada keluarga di wajah kami seraya bertanya tentang siapa-siapa
yang kami tinggalkan, dan kami pun menjawabnya, sungguh beliau adalah orang
yang sangat penyayang. Setelah itu beliau bersabda:
ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ، وَصَلُّوا
كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي، وَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ، فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ
أَحَدُكُمْ، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
"Pulanglah
kalian kepada keluarga kalian, ajari mereka dan ajaklah mereka, shalatlah
kalian seperti kalian melihat aku shalat. Jika datang waktu shalat, maka hendaknya
salah satu di antara kalian mengumandangkan adzan, kemudian orang tertua di
antara kalian yang menjadi imam." (HR. Bukhari).
Ya, saatnya kita didik anak-anak kita dengan shalat agar menjadi generasi yang kuat keimanannya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Ditulis untuk majalah Annur Riyadh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar