Rabu, 12 Mei 2010

Niat pun harus dipelajari




"Aku tidak pernah mengobati sesuatu yang lebih berat dari pada niatku". Begitu Sufyan Ats Tsaury menasehati kita dengan segala kerendahan hati. Sebuah tradisi ulama' pewaris para Nabi.

Niat menempati posisi penting dalam setiap gerak ibadah anak manusia. Tidak terkecuali dalam penitian jembatan ilmu. Lurus dan melencengnya terbukti berpengaruh kuat terhadap kesungguhan proses dan keberkahan ilmu itu sendiri.
Yang perlu menjadi kewaspadaan kita adalah tabiat niat yang diciptakan untuk bersembunyi di sudut ruang relung hati, bahkan tidak jarang kita sendiri tidak mampu mendeteksinya.

Sudah benarkah niat kita dalam menuntut ilmu ini? Untuk menghilangkan kebodohan dari pribadi kita?
Atau jangan-jangan ada keinginan untuk untuk muncul ke permukaan?
Atau sekedar untuk mengungguli orang lain?
Atau sarana untuk layak menerima pendapatan lebih besar?
Atau untuk ditempatkan di posisi tinggi dalam masyarakat?
Atau ada niatan lain yang belum bisa didiagnosa karena kita tidak mau jujur dengan diri kita?

Tidak hanya ilmu yang harus terus menerus kita cari dan kita pelajari, niat adalah mata pelajaran yang membutuhkan kejujuran, kesungguhan, dan kerja keras tanpa henti.

Selamat belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar