Jumat, 14 September 2012

Keluarga, sekolah pertama


Di saat anak kita lahir, banyak doa yang menghampirinya agar kelak ia menjadi anak yang pintar dan shaleh-shalehah, begitulah harapan setiap orang tua.
                Banyak di antara mereka yang berfikir sederhana, bahwa keshalehan itu akan muncul dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia, apalagi jika ia disekolahkan atau "mondok" di pesantren, serasa lepas beban tanggung jawab pendidikan dan cukup aman cita-cita itu akan terwujud.

                Tidak ia sadari, bahwa sebenarnya pola interaksi keluarga sehari-hari itu memiliki andil besar dalam pembentukan kepribadian, kecerdasan dan keshalehan, meski terkesan lambat tak terlihat tapi pasti. Kata-kata kita yang terucap untuk anak tidak hilang berlalu, tapi menggoreskan sesuatu. Sikap dan tingkah laku kita pun meninggalkan bekas yang akan menjadi gambaran dan sudut pandang bagi anak di masa mendatang.
                Sayangnya, besarnya pengaruh orang tua pada pendidikan anak, selanjutnya pendidikan bangsa, tidak banyak diketahui oleh orang tua dan calon orang tua. Pada kenyataannya,  kita tidak menyaksikan adanya persiapan yang cukup untuk menjadi orang tua. Tidak ada kekhawatiran akan salah didik yang ternyata fatal. Semua berjalan alami dan mengalir begitu saja. Banyak orang tua menganggap bahwa lahirnya anak adalah konsekuensi logis dari sebuah tali pernikahan, tidak lebih. Barangkali ini salah satu faktor terbesar keterpurukan pendidikan yang kita alami.
                Bukankah setiap anak itu terlahir di atas fitrah dan orang tualah yang membentuknya?
                Keluarga adalah sekolah pertama. Di sini anak belajar cinta dan kasih sayang, belajar berbahasa dan melangkah, belajar merasa dan meraba, belajar karakter dan kepribadian, belajar semua pondasi ilmu yang akan ia bangun selanjutnya.
Ibu adalah madrasah, jika engkau mempersiapkannya maka berarti engkau telah mempersiapkan bangsa yang mulia
Ibu adalah taman, jika hujan turun menyiraminya maka ia akan memberikan dedaunan dengan lebatnya
Ibu adalah guru dari semua maha guru, yang karyanya mengisi seluruh ufuk dunia
                Setidaknya ada 3 peran penting yang harus dilakukan keluarga untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas:
                Pertama, komitmen untuk memberikan perhatian kepada anak, karena rasa aman dan nyaman merupakan kebutuhan dasar bagi mereka. Sapaan kasih sayang, pujian yang membesarkan hati, dorongan motivasi, kontak mata, pelukan, elusan di kepala dan semisalnya akan menumbuhkan semangat dan sikap positif. Beda halnya ketika ia hidup dalam hinaan, kebencian dan sikap cuek orang tua. Maka tak jarang mereka lari dari keluarga dengan anggapan akan mendapat ganti di luar sana.
                Kedua, keteladanan. Memberi contoh adalah metode pengajaran yang terbaik, satu kali contoh bisa lebih efektif dari pada seribu kata kosong. Bagi anak, nilai dan kepribadian adalah abstrak, dan akan menjadi kongkrit bila dicontohkan. Anak membutuhkan pembiasaan. Budaya bersih, jujur, berani, disiplin, budaya baca dan sebagainya jika disaksikan setiap hari oleh anak, maka akan menjelma menjadi karakter unggul pada pribadinya. Namun sebaliknya anak akan sulit memahami jika perbuatan orang tua bertentangan dengan nasehat yang diberikannya. Tak ayal, Allah mengutus Muhammad saw sebagai teladan dalam penerapan Alquran agar lebih mudah difahami, dilihat dan ditiru.
                Ketiga, komunikasi aktif. Komunikasi yang lancar antara orang tua dan anak akan menciptakan keakraban dan keceriaan, aura positif pun akan mengalir, demi menghasilkan motivasi dan produktifitas. Tidak ada jurang pemisah sehingga anak akan merasa mudah menyampaikan ide atau problem yang dihadapi, demikian pula orang tua. Konflik keluarga banyak terjadi karena kesalahfahaman yang diakibatkan komunikasi yang buruk. Lagi-lagi anak yang akan menjadi korban.
Saatnya doa untuk keshalehan anak bukan sekedar angan-angan, tapi direalisasikan dengan langkah nyata. Keluarga benar-benar menjadi taman yang dirindukan dan menjadi sekolah tempat mereka belajar dari kita.
Wahai Tuhan kami, berikan bagi kami dari istri dan anak keturunan kami hal yang menyejukkan mata kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang muttaqin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar