Selasa, 27 Januari 2015

Menanam Benih Cinta Nabi Pada Anak



Cinta Nabi tidaklah sederhana, karena ia bagian penting dalam agama Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
"Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih ia cintai daripada ayahnya, anaknya, dan manusia seluruhnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Cinta bak pohon tidak akan tumbuh begitu saja, harus ada benihnya yang disemai, itu pun harus disiram, dipupuk, dan dirawat dengan baik. Demikian pula cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Masa kanak-kanak yang tidak lama ini merupakan golden age yang semestinya dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada sang suri tauladan kehidupan. Karena cinta yang bersemi di hati anak akan menjelma menjadi sebuah kekaguman seiring dengan tumbuh kembangnya, selanjutnya ia akan mengidolakan dan mengangkatnya menjadi sosok yang ia teladani dalam hidup.
Mengenalkan pribadi yang hidup 14 abad lalu pada anak bukan hal yang mudah, namun bukan berarti mustahil. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orang tua dalam masalah ini:

Pertama: Mengenalkannya
'Tak kenal maka tak sayang' kata pepatah. Mengenalkan kepribadian Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meliputi; nama, nama orangtua, tempat lahir, waktu kelahiran, dan peristiwa-peristiwa besar yang beliau alami. Dalam poin ini perlu dipertimbangkan perihal tahapan penyampaian. Pun bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan usianya.
Metode pengenalan bisa melalui dongeng menjelang tidur, buku cerita, VCD pembelajaran, dan lain sebagainya. Bisa juga pada saat-saat rileks seperti saat bepergian, duduk-duduk santai bersama keluarga, dan semisalnya. Intinya anak bisa mengenal siapa sosok Muhammad yang diutus untuk mengajarkan Islam kepadanya.

Kedua: Meneladankan akhlak dan budi pekertinya
Akhlak dan perilaku mulia adalah tujuan diutusnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Di setiap gerak dan diam selalu ada adab yang diajarkannya. Maha benar Allah dalam firmanNya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Sungguh engkau di atas akhlak yang agung." (QS. Al-Qalam: 4)
Budi pekerti beliau tidak cukup hanya menjadi bahan perbincangan atau kebanggaan belaka, tetapi harus menjadi karakter yang mendarah daging pada pribadi setiap muslim, tak terkecuali kita dan anak-anak kita. Anak akan semakin cinta kepada Nabinya ketika mereka mengetahui bahwa beliau selalu mengajarkan kebaikan bagi umatnya. Dan pengetahuan ini akan benar-benar tertancap dalam dirinya manakala orang terdekatnya, orang tua, mencontohkan hal itu untuk mereka. Riilnya mereka pun melihat jelas bahwa orang tuanya meniru perilaku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lagi-lagi, karena keteladanan adalah metode pengajaran terbaik. Dengan kita menyampaikan kepada anak kita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika tidur demikian, saat makan demikian, ketika ke kamar mandi demikian, dan seterusnya, maka akan terbentuk dalam memori anak bahwa Nabi Muhammad adalah sosok mulia yang patut mendapatkan cintanya.
Jika demikian, maka menjadi suatu kelaziman bahwa orang tua menguasai adab, akhlak, dan doa-doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sangat banyak memang, tetapi jika sedikit demi sedikit dipelajari dan dipraktekkan apalagi diajarkan, maka akan melekat dan menjadi reflek keseharian kita. Artinya, setelah contoh dan pengajaran ada tahapan yang tak kalah penting yaitu pembiasaan.

Ketiga: Motivasi dan doa
Dalam meneladani Nabi sangat mungkin ada saat-saat di mana anak enggan melaksanakannya karena satu dan lain hal. Pada kondisi seperti ini dibutuhkan motivasi guna membangkitkan semangatnya kembali. Bisa dengan kata pujian, 'rayuan' pahala yang telah Allah siapkan, atau dengan hadiah sederhana. Jika motivasi ini tidak dilakukan dikhawatirkan adab-adab yang sudah terbangun sebelumnya akan pudar lagi, yang pada akhirnya kita harus mulai dari awal lagi.
Di samping itu ada kekuatan yang tidak boleh diremehkan. Ya, doa adalah kekuatan yang sangat berenergi, apalagi diungkapkan secara tulus di waktu-waktu mustajab. Sisipkan doa agar anak-anak kita dapat mencintai dan meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan sepenuh hati. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِه
"Ada tiga doa yang mustajab tidak ada keraguan di dalamnya; doa orang yang terzalimi, doa orang yang bepergian, dan doa orang tua untuk anaknya." (HR. Ibnu Majah, hasan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar