Cinta Nabi tidaklah sederhana, karena ia bagian
penting dalam agama Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
"Tidaklah
beriman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih ia cintai daripada
ayahnya, anaknya, dan manusia seluruhnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Cinta bak pohon tidak akan tumbuh begitu saja,
harus ada benihnya yang disemai, itu pun harus disiram, dipupuk, dan dirawat
dengan baik. Demikian pula cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam.
Masa kanak-kanak yang tidak lama ini merupakan golden
age yang semestinya dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada sang
suri tauladan kehidupan. Karena cinta yang bersemi di hati anak akan menjelma
menjadi sebuah kekaguman seiring dengan tumbuh kembangnya, selanjutnya ia akan
mengidolakan dan mengangkatnya menjadi sosok yang ia teladani dalam hidup.
Mengenalkan pribadi yang hidup 14 abad lalu pada
anak bukan hal yang mudah, namun bukan berarti mustahil. Ada beberapa hal yang
bisa dilakukan oleh para orang tua dalam masalah ini:
Pertama: Mengenalkannya
'Tak kenal maka tak sayang' kata pepatah. Mengenalkan
kepribadian Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meliputi; nama, nama
orangtua, tempat lahir, waktu kelahiran, dan peristiwa-peristiwa besar yang
beliau alami. Dalam poin ini perlu dipertimbangkan perihal tahapan penyampaian.
Pun bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan usianya.
Metode pengenalan bisa melalui dongeng menjelang
tidur, buku cerita, VCD pembelajaran, dan lain sebagainya. Bisa juga pada
saat-saat rileks seperti saat bepergian, duduk-duduk santai bersama keluarga,
dan semisalnya. Intinya anak bisa mengenal siapa sosok Muhammad yang diutus
untuk mengajarkan Islam kepadanya.
Kedua: Meneladankan akhlak dan budi pekertinya
Akhlak dan perilaku mulia adalah tujuan diutusnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Di setiap gerak dan diam selalu ada
adab yang diajarkannya. Maha benar Allah dalam firmanNya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Sungguh
engkau di atas akhlak yang agung." (QS. Al-Qalam: 4)
Budi pekerti beliau tidak cukup hanya menjadi
bahan perbincangan atau kebanggaan belaka, tetapi harus menjadi karakter yang mendarah
daging pada pribadi setiap muslim, tak terkecuali kita dan anak-anak kita. Anak
akan semakin cinta kepada Nabinya ketika mereka mengetahui bahwa beliau selalu
mengajarkan kebaikan bagi umatnya. Dan pengetahuan ini akan benar-benar
tertancap dalam dirinya manakala orang terdekatnya, orang tua, mencontohkan hal
itu untuk mereka. Riilnya mereka pun melihat jelas bahwa orang tuanya meniru
perilaku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lagi-lagi, karena keteladanan
adalah metode pengajaran terbaik. Dengan kita menyampaikan kepada anak kita
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika tidur demikian, saat makan
demikian, ketika ke kamar mandi demikian, dan seterusnya, maka akan terbentuk
dalam memori anak bahwa Nabi Muhammad adalah sosok mulia yang patut mendapatkan
cintanya.
Jika demikian, maka menjadi suatu kelaziman bahwa
orang tua menguasai adab, akhlak, dan doa-doa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Sangat banyak memang, tetapi jika sedikit demi sedikit dipelajari dan
dipraktekkan apalagi diajarkan, maka akan melekat dan menjadi reflek keseharian
kita. Artinya, setelah contoh dan pengajaran ada tahapan yang tak kalah penting
yaitu pembiasaan.
Ketiga: Motivasi dan doa
Dalam meneladani Nabi sangat mungkin ada saat-saat
di mana anak enggan melaksanakannya karena satu dan lain hal. Pada kondisi
seperti ini dibutuhkan motivasi guna membangkitkan semangatnya kembali. Bisa
dengan kata pujian, 'rayuan' pahala yang telah Allah siapkan, atau dengan
hadiah sederhana. Jika motivasi ini tidak dilakukan dikhawatirkan adab-adab
yang sudah terbangun sebelumnya akan pudar lagi, yang pada akhirnya kita harus
mulai dari awal lagi.
Di samping itu ada kekuatan yang tidak boleh
diremehkan. Ya, doa adalah kekuatan yang sangat berenergi, apalagi diungkapkan secara
tulus di waktu-waktu mustajab. Sisipkan doa agar anak-anak kita dapat mencintai
dan meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan sepenuh hati.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ،
وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِه
"Ada
tiga doa yang mustajab tidak ada keraguan di dalamnya; doa orang yang terzalimi,
doa orang yang bepergian, dan doa orang tua untuk anaknya." (HR. Ibnu Majah, hasan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar