Selasa, 29 Juni 2010

Tanggung jawab, harus!!!

"Seorang wanita Ghamidiyah datang kepada Rasulullah mengadukan bahwa ia telah berzina dan dari hasil perzinaannya ia mengandung. Sama halnya dengan perlakuan kepada Ma'iz. Rasulullah awalnya tidak mengindahkan permohonan dari wanita ini untuk ditegakkan hukum had (rajam) kepadanya.
Beliau kemudian memberikan tenggang waktu kepada wanita ini untuk melahirkan terlebih dahulu anaknya. Ketika sudah lahir, ia pun datang lagi kepada Rasulullah. Ingin disegerakan hukuman dari dosa yang dilakukannya, sehingga bersih dirinya dari dosa zina itu. Akan tetapi, Rasulullah menangguhkannya, sampai ia menyusui si bayi itu.

Maka tatkala ia telah melaksanakan kewajiban itu dan menyapih si bayi, ia datang lagi kepada Rasulullah. Ia pun membawa bayinya itu, dan di tangan si bayi ada sekerat roti. Ia ingin menyampaikan kepada Rasulullah bahwa si bayi sudah besar dan mampu untuk makan sendiri. Sehingga ia bisa ditinggalkan oleh ibunya ini.

Tatkala salah seorang sahabat -yakni Khalid- melempar batu dengan keras, seraya memaki wanita itu karena darahnya mengenai dirinya, Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa tobat wanita itu diterima oleh Allah. Dalam salah satu riwayat dikatakan bahwa tobatnya wanita Ghamidiyah ini, jika dibagi kepada 70 orang penduduk Madinah, niscaya akan mencukupinya". Subhanallah.

Penggalan riwayat di atas adalah potret pendidikan Rasulullah saw dalam hal tanggung jawab. Beliau membimbing masyarakat shahabat untuk memiliki kesiapan dalam menanggung dan menjawab segala apa yang diperbuatnya. 


Karakter yang harus dimiliki oleh orang yang ingin melangkah menuju kesuksesan, apapun profesinya termasuk sebagai guru atau murid. Guru mengajar dan mendidik dengan tanggung jawab, murid pun belajar dan mau dididik dengan tanggung jawab. 


Dalam mengukur sikap tanggung jawab ini ada baiknya kita melihat apakah indikatornya telah tertanam dalam diri kita.
  1. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
  2. Tidak menjadikan tugas sebagai beban.
  3. Merasa bersalah ketika tidak menunaikan amanah
  4. Berani menanggung resiko apapun dari kelalaian dan kesalahannya

Sungguh, demikian besar keinginan wanita Ghamidiyah itu untuk membersihkan dirinya dari dosa zina. Sebuah tanggung jawab dalam meniti syariah, berani menjalani resiko kematian untuk sebuah kehidupan yang mulia. Lihat bagaimana Allah memberikan balasan ketulusan tanggung jawab dari wanita itu!. 

Bagaimana dengan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar